Benarkah Mendengkur Itu Menandakan Kualitas Tidur yang Tinggi, Begini Penjelasannya

- 16 Juni 2024, 16:28 WIB
Ilustasi Bangun Tidur. Seseorang yang mendengkur sering dianggap memiliki kualitas tidur yang tinggi. Sebaliknya, itu justru merupakan gejala gangguan kesehatan yang lebih serius
Ilustasi Bangun Tidur. Seseorang yang mendengkur sering dianggap memiliki kualitas tidur yang tinggi. Sebaliknya, itu justru merupakan gejala gangguan kesehatan yang lebih serius /Tanjungpinang.Pikiran-Rakyat/Freepik

Tekanan negatif ini bisa memiliki efek mekanis langsung pada jantung dan berpengaruh pada cara jantung mengisi dan memompa darah. Pada titik tertentu, otak kemudian menyadari bahwa tidak terdapat cukup pasokan oksigen bagi tubuh yang memicu munculnya aorusal atau kondisi setengah tersadar.

Peristiwa itu membuat otot-otot tenggorokan kencang lagi dan membuka jalan napas sehingga seseorang dapat kembali bernapas.

Penderita OSA akan mengalami mudah lelah terutama di siang hari, sering sakit kepala di pagi hari, dan suasana hati yang buruk karena tidur menjadi tidak berkualitas.

Baca Juga: KEREN! Seluruh Kapal Tol Laut Milik PELNI Dilengkapi Tenaga Medis dan Fasilitas Poliklinik

Tak hanya mengancam jantung dan berpotensi stroke, OSA juga dapat menyebabkan hipertensi dan diabetes. Obesitas, lingkar leher besar, struktur anatomi tengkorak dengan rahang kecil, tonjolan atap mulut tinggi atau pembesaran amandel turut menjadi pencetus OSA.

Saat ini orang dengan gejala OSA sudah dapat menjalani pemeriksaan menggunakan metode Polisomnografi (PSG) di laboratorium tidur pada sejumlah rumah sakit swasta di Indonesia.

Melalui serangkaian pemantauan yang terintegrasi selama tidur, PSG akan menampilkan data komprehensif tentang berbagai aspek fisiologis tidur yang bisa terganggu oleh OSA.

Selama sesi PSG, pasien tidur di fasilitas yang diawasi ketat, sementara berbagai sensor merekam aktivitas fisiologisnya. PSG tidak hanya memvalidasi keberadaan OSA tapi juga menilai tingkat keparahannya dan efeknya terhadap kesehatan secara keseluruhan.

Baca Juga: Orang yang Berkurban Tidak Boleh Makan Daging Kurbannya, Benarkah? Berikut Penjelasannya

Dalam banyak literasi termasuk di portal Ayo Sehat disebutkan bahwa upaya terbaik untuk mencegah terjadinya OSA adalah mengubah gaya hidup sekaligus sebagai langkah awal pengobatan bagi mereka yang telah menderita.

Halaman:

Editor: Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah