TANJUNGPINANG PIKIRAN RAKYAT - Perempuan yang ingin berhaji harus mengikuti wukuf di Arafah, termasuk wanita yang sedang menstruasi atau haid.
"Perempuan tetap wajib berangkat ke Arafah dengan niat umrah haji walaupun dalam keadaan sedang haid. Ingat, haji adalah Arafah. Maka tidak sah bila pada 9 Zulhijjah tidak hadir di Arafah," kata Profesor Siti Mahmudah, konsultan ibadah Daerah Kerja Makkah, saat menyampaikan manasik bagi petugas haji perempuan di Sektor 7.
Baca Juga: Sebelum Pergi ke Arafah, Jemaah harus Berihram dan Melakukan Niat Haji
Selain itu, dia mengungkapkan, bahwa haid tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk berhaji. Hajinya tetap sah dan tidak mengurangi kemabrurannya.
Untuk melakukan Thawaf Ifadhah bagi perempuan yang sedang haid, mereka harus menunggu sampai suci jika masih punya waktu untuk tinggal di Makkah.
Jika tidak, lihat apakah ada masa jeda suci. Jika dia tidak melihat darah haid, dia harus segera mandi, memakai pembalut yang rapat untuk menghindari tetesan darah, dan melakukan thawaf ifadhah dan sai.
Jika setelah itu dia masih melihat darah haid, thawafnya sudah sah.
Baca Juga: Memahami Manasik, Jika Jemaah Meninggalkan Salah Satu Rukun Haji, Haji Tidak Sah
Siti Mahmudah menjelaskan, Namun jika menjelang pulang, dia masih haid dan harus segera kembali ke Indonesia, maka boleh melakukan Thawaf Ifadah dengan menjaga darah haidnya menggunakan pembalut yang aman.