Potret Kehidupan Masyarakat Desa Sembungan  Wonosobo, Sebagian Besar Bekerja sebagai Petani Kentang

- 29 Juni 2024, 14:33 WIB
Ilustrasi hamparan tanaman kentang di Dieng Wonosobo
Ilustrasi hamparan tanaman kentang di Dieng Wonosobo /Instagram@iiyuunntt/

Di masa pandemi jumlah panen mengalami penurunan dampak dari Covid-19 begitu besar dan tetap bertahan produktif menanam kentang.

Kini, seusai Pandemi Covid-19 petani kentang di Sembungan masih setia budidaya kentang dengan mengelola lahan, menanam bibit pilihan terbaik hingga merawat tanaman dengan membasmi hama.

Baca Juga: Hybrid dan Full Listrik, Toyota Corolla Altis Hybrid Mobil Listrik Indonesia 2024

Dalam masa perawatan tidak hanya  menggunakan pestisida secara teratur  agar terbebas dari hama saja, melainkan juga penggunaan pupuk.

Pupuk organik atau non organik kemudian baru  melakukan panen setelah proses panjang dari tanam bibit hingga perawatan.

Sebelum Pandemi Covid-19 bisa panen 4 kali dalam setahun dengan jumlah 4-7 ton  sekali panen dan ketika pandemi tetap produktif menanam kentang.

Baca Juga: Budidaya Keramba Laut dan Restoran Apung Oleh Kelompok Bungin Mandiri Di Pulau Bungin Nusa Tenggara Barat

Harga kentang Rp 12 ribu-13 ribu per kilo akan tetapi saat pandemi hanya Rp 10 ribu per kilo, kini pandemi sudah berlalu.

Harga kentang di pasaran Rp 15.000 termurah dan termahal Rp 62.000 dan kentang produksi Desa Sembungan kualitas terbaik di Pulau Jawa.***

Halaman:

Editor: Qirey Shakira


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah