Jemaah Haji Diminta Jaga acab dan Perhatikan ini Saat Ziarah di Jabal Uhud

22 Mei 2024, 06:27 WIB
Area Jabal Uhud, mulai Masjid Syuhada Uhud, Jabal Rumma (tempat para pasukan pemanah pada perang uhud), dan makam para Syuhada Uhud. sejumlah tempat bersejarah juga menjadi target destinasi jemaah haji Indonesia /Tanjungpinang.Pikiran-Rakyat/PPIH Arab Saudi

TANJUNGPINANG PIKIRAN RAKYAT - Selain Masjid Nabawi dan Raudhah, sejumlah tempat bersejarah juga menjadi target destinasi jemaah haji Indonesia.

Salah satunya, yaitu area Jabal Uhud, mulai Masjid Syuhada Uhud, Jabal Rumma (tempat para pasukan pemanah pada perang uhud), dan makam para Syuhada Uhud.

Baca Juga: Benjamin Sesko Lebih Berpeluang Pindah ke Premier League dibanding ke Serie A

Jabal Uhud menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi jemaah haji Indonesia selama di Madinah. Jabal dalam bahasa Indonesia diartikan bukit. Tempat ini menjadi sejarah peristiwa perang Uhud antara tentara Islam yang dipimpin Rasulullah SAW melawan kafir Quraisy.

Dikisahkan, perang Uhud merupakan perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW. Perang ini diawali dari konflik bersenjata tersebab kekalahan kaum Quraisy dalam Perang Badar.

Pada perang ini, terdapat 70 sahabat, termasuk paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib, syahid di medan perang.

Selain memaknai dan mengambil sirah dari kisah Uhud, ada beberapa adab yang patut dijaga saat berziarah di Bukit Uhud:

Baca Juga: Benjamin Sesko Lebih Berpeluang Pindah ke Premier League dibanding ke Serie A

1. Gunakan Kartu Identitas dan Gelang Jemaah Haji Indonesia

Jemaah haji Indonesia wajib mengenakan kartu identitas berupa ID Card yang biasanya dikalungkan di leher serta gelang jemaah haji.

Dua hal ini sangat penting sebagai tanda pengenal jemaah haji Indonesia. Hal ini untuk memudahkan petugas melacak identitas dan lokasi tempat jemaah menginap, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti jemaah tersesat dan tertinggal dari rombongan.

2. Gunakan Atribut Rombongan

Selain batik haji Indonesia, jemaah biasanya juga mengenakan atribut berseragam dengan rombongan. Hal ini tentu saja memudahkan identifikasi jemaah ketika tertinggal dari rombongan.

Baca Juga: Ada 3 Bunker Di Stasiun KA Tanjung Priok Jakarta Utara, Tembus Sampai Pelabuhan

3. Hindari Berjalan Sendirian

Jemaah haji Indonesia disarankan untuk tidak berjalan sendirian atau terpisah dari rombongan. Hal ini penting agar tidak tersesat dan terpisah dari rombongan.

Selain itu, juga untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan, seperti ditipu oknum penjual yang berada di area Uhud dan yang lain sebagainya.

4. Selalu Melapor Pada Ketua Rombongan saat ke Kamar Kecil

Usahakan, untuk selalu melapor pada ketua rombongan dan mengajak teman ketika ingin ke kamar kecil, atau keperluan lain yang mengharuskan berpisah dari rombongan. Jemaah haji juga tidak disarankan untuk jalan sendirian saat mengikuti ziarah.

5. Tidak Berdoa dan Berdzikir dengan keras saat berziarah ke Makam Syuhada Uhud

Baca Juga: Pulau Bayan Di Tanjungpinang,  Dulu Populer  Hotel Marina Club  dan Kini Diambil Alih Negara

Jemaah haji harus sadar bahwa saat ini sedang menjadi tamu di negara lain. Untuk itu, sudah seharusnya tamu mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh tuan rumah.

Sehingga, jika ada aturan tuan rumah yang mungkin berbeda dengan kebiasaan di Tanah Air, maka sebaiknya diikuti dan tidak melawan.

Biasanya, jika ada jemaah yang berzikir atau berdoa dengan keras, Penjaga Makam Uhud akan menegur, bahkan tidak segan mengusir pengunjung.

Ya Hajj, mamnu' (tidak boleh),” tegas penjaga makam Syuhada Uhud.

6. Hindari Mencoret-coret

Baca Juga: Lautaro Martinez Tidak Iri dengan Mbappe, Haaland atau Lewandowski, Ini Sebabnya

Beberapa jemaah haji Indonesia terlihat meninggalkan beberapa coretan nama pada bebatuan di Jabal Rumma. Hal ini tentu dapat merusak keindahan situs sejarah Rasul dan para sahabat yang mulia.

Oleh karena itu, cukup tinggalkan kenangan doa-doa dan foto bersama. Hindari menuliskan nama, apalagi ditambahkan asal negara. Hal ini bukan hanya memalukan diri sendiri, namun juga merusak nama baik Indonesia. 

“Mencoret-coret sangat dilarang, dan tidak ada manfaatnya bagi yang mencorat-coret,” terang Syeh Salih, salah satu penjaga makam Syuhada Uhud.***

Editor: Adnan

Sumber: PPIH Arab Saudi

Tags

Terkini

Terpopuler