TANJUNGPINANG PIKIRAN RAKYAT - Kampung unik Tepian Terap Kutai Timur, terletak di kawasan pelosok pedalaman tepatnya di daerah Kecamatan Sangkuriang di provinsi Kalimantan Timur.
Tidak membuat penduduk setempat patah semangat menjalani kehidupan, tetapi mereka makin inovasi.
Baca Juga: Live Streaming Resmi Inggris vs Bosnia, Ujicoba Jelang EURO 2024, Live RCTI Jam 01.45 Dinihari WIB
Mereka menciptakan kreasi baru terkait sumber energi listrik kemudian sejak tahun 2015 daerah Tepian Terap Kutai Timur.Tidak lagi gelap gulita sesudah sukses pakai Mikro Hidro dari Mata Air Jiwa.
Pakai Genset Sumber Listrik
Lokasi kampung berada di daerah pedalaman daerah Kecamatan Sangkuriang yang jauh dari kota membuat mereka berkreasi.
Dengan memanfaatkan tenaga mesin generator atau mesin genset memenuhi kebutuhan listrik, tetapi boros, mahal dan tidak ramah lingkungan.
Biaya perawatan mesin genset mahal menyentuh angka Rp 1 juta per bulan kemudian bahan bakar digunakan solar.
Baca Juga: Masyarakat Yang Dukung Tugas Polri Terima Apresiasi dari Polsek Bintan Timur Berupa Bantuan Sosial
Jenis solar di daerah ini sulit didapat mahal harganya dan langka kalau mengandalkan listrik jelas tidak mungkin mengingatkan akses PLN sangat sulit masuk ke desanya.
Ciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro sebagai Sumber Pembangkit Utama Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), mereka pilih sebagai sumber pembangkit utama listrik.
Lantaran akses listrik PLN sangat sulit masuk ke desa sehingga keputusan Eko Sutrisno kepala desa Tepian Terap bersama warga dinilai tepat dan inovatif
Menurut Eko Sutrisno kepala desa Tepian Terap sebagian wilayahnya terpencil jauh dari keramaian kemudian lokasinya di daerah pedalaman.
Baca Juga: PT BIB Tunjuk Indonesia Infranstruktur Finance sebagai Penasehat Keuangan Proyek
Oleh karena itu, perlu inovasi dengan usaha mandiri salah satunya ,memenuhi kebutuhan dasar seperti listrik.
Manfaatkan Mata Air Jiwata
Tidak mudah melakukan inovasi sumber energi listrik secara swadaya di tengah keterbatasan infrastruktur.
Gali potensi yang dimiliki desa tersebut menjadi cara baru memperoleh energi listrik , yaitu memanfaatkan mata air Jiwata.
Mata air ini berada di lokasi Hak Guna Usaha sebuah perkebunan sawit kemudian disebut dengan Mata Air Jiwata.
Baca Juga: Pemantauan Hilal di 114 Titik di Indonesia, Berikut Lokasi-lokasinya Termasuk di Kepulauan Riau
Dengan debit air tetap besar meski musim kemarau panjang inilah mendorong penduduk setempat melakukan inovasi baru
Diawali dengan Kincir Air
Mata air yang melimpah memberi inspirasi bagi mereka dengan membuat kincir air tahun 2010 melalui program PNPM Mandiri.
Kincir itu pun jadi lengkap dengan dinamo serta alian listrik ke rumah-rumah. Aliran air yang digunakan bersumber dari sebuah mata air yang dinamakan Mata Air Jiwata.
Baca Juga: Kampung Terapung Tanjung Riau, Asli Penduduk Kota Batam dan Ini Awal Sejarahnya
Kincir air hasil karya warga desa Tepian Terap memang khas dengan saluran air menyempit dengan tujuan debit air bisa menggerakkan kincir air tersebut dan akhirnya berhasil.
Inovasi dari model kincir angin mampu menggerakkan energi listrik.
Namun cara menghasilkan energi listrik lewat kincir air tidak efektif dinamo berputar sebentar memicu kincir angin rusak kemudian energi listrik hanya menalir selama dua jam saja.
Mimpi mereka kembali buyar dan terpaksa menggunakan mesin generator berbahan solar meski membayar mahal sekedar hanya lampu penerangan saja
Baca Juga: Misteri Puncak Surono Gunung Slamet, Dari Penampakan Sosok Surono Suara Teriakan Minta Tolong
Pembangunan PLMH
Setelah gagal program energi listrik dari kincir air mereka tidak kenal putus asa terus melakukan inovasi baru dengan memanfaatkan Mata Air Jiwata.
Debit aliran Mata Air Jiwata dinilai stabil menjadi alasan mereka melanjutkan pembangunan PLMH
Sumber dana dari dana desa CSR perusahaan sawit sekitar desa kemudian juga kumpulan dana swadaya masyarakat.
Dari sinilah mimpi memiliki sumber daya listrik terwujud pada tahun 2015 bahkan beroperasi sampai sekarang.
Baca Juga: Kampung Unik Tepian Terap Kutai Timur: Pakai PLTMH Mata Air Jiwata,Tidak Lagi Gelap Gulita
Hal menarik dari pembangunan PLMH terletak cara pengelolaannya dilakukan secara mandiri melibatkan BUMDes Jiwata Energi milik Pemerintah Desa Tepian Terap.
Daya listrik program PLMH cukup besar menurut direktur BUMDes Anwar hanya satu travo mampu mengaliri listrik 300 rumah.
Direktur BUMDes Anwar juga menyebut bukan hanya kekuatan travo saja, tetapi voltase dihasilkan 380-400 Volt kemudian keistimewaannya hanya satu fase memproduksi 220-230 volt maksimum 100 KVA.
“Voltase yang di hasilkan dari tiga fase 380- 400 Volt. Untuk yang satu fase ke konsumen kita menghasilkan 220- 230 volt. Daya maksimum bisa menghasilkan 100 KVA,” sebut Anwar.
Baca Juga: Sejarah Awal Berdirinya Dinasti Abbasiyah, Berawal Perang Saudara dan Gerakan Abbasiyah
Itulah Kampung unik Tepian Terap Kutai Timur, terletak di kawasan pelosok pedalaman tepatnya di daerah Kecamatan Sangkuriang di provinsi Kalimantan Timur.
Kini, sudah tidak lagi gelap berkat tehnologi mikro sebagai sumber daya listrik tidak lagi gelap gulita.***