TANJUNGPINANGTODAY.co - Para pelaku ekraf di Banda Aceh diminta untuk mengedepankan keberlanjutan lingkungan dalam berkreasi dan mengembangkan produknya.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat berada di Aceh.
Baca Juga: Warga Aceh Lakukan Pelestarian Tradisi Budaya Melalui Aceh Ramadan Festival
"Melalui pelatihan ini kami harapkan para pelaku ekonomi kreatif di Kota Banda Aceh memproduksi karya dengan konsep Green Creative,"
"Jadi konsep-konsep yang berkelanjutan," kata Menparekraf Sandiaga Sandiaga Uno.
Sandiaga mengatakan, melalui pengembangan produk yang memanfaatkan limbah, maka akan mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi para pelaku ekraf.
Baca Juga: Kawasan Terintegrasi Pertama di Batam, 85 persen unit Apartemen Balmoral Terjual di Opus Bay
Selain itu, dengan semakin berkurangnya limbah, maka kebersihan dan keberlanjutan lingkungan di Aceh bisa tercipta.
Terlebih, Aceh bersama Sumatra Utara telah terpilih sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI.
Sehingga, para pelaku ekraf di Aceh perlu mempersiapkan diri dengan menghadirkan produk-produk yang unik dan menarik, salah satunya dengan memanfaatkan limbah seperti kain perca ataupun plastik.
"Kuncinya adalah kreativitas dan inovasi, ini harus ditambahkan adaptasi dengan tren terkini dan kolaborasi bersama komunitas untuk gerak bersama menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja," katanya.
Menparekraf Sandiaga berharap pelatihan ini bisa menginspirasi para pelaku ekraf Banda Aceh untuk terus mengasah kreativitas hingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh secara keseluruhan.
Dalam kegiatan ini Menparekraf Sandiaga didampingi Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso, Direktur SDM Ekraf Kemenparekraf/Baparekraf, Fahmi Akmal, dan Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf, Reza Fahlevi.
Bimbingan Teknis ini juga dihadiri Anggota Komisi X DPR RI, Illiza Sa'aduddin Djamal; dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, Almuniza Kamal.***