Network
TANJUNGPINANF TODAY - Rafael Leao meluncurkan buku barunya ‘Smile’ hari ini, yang mengungkapkan beberapa refleksi menarik tentang beberapa tahun pertamanya di Milan di bawah asuhan Marco Giampaolo dan Stefano Pioli.
Penyerang asal Portugal ini telah bergabung dengan Rossoneri sejak musim panas 2019 namun baru mulai berkembang menjadi bintang di bawah arahan Pioli, muncul sebagai pemain top di Eropa pada musim 2021-22 saat timnya mengangkat Scudetto.
Meskipun Leao terus tumbuh dan bersinar bersama Milan, menarik perhatian klub-klub top Eropa, dia tetap setia dan menandatangani kontrak baru musim panas lalu, memperpanjang masa tinggalnya hingga Juni 2028.
Musim ini, dia mencetak sembilan gol dan memberikan delapan assist. dalam 32 pertandingan di semua kompetisi.
Calciomercato.com membeberkan beberapa cuplikan dari buku Leao, dimulai dari minimnya hubungan antara sang pemain dan pelatih pertamanya di Milan.
“Dalam karir saya di Milan, saya punya dua pelatih, atau mungkin hanya satu."
"Praktis tidak ada hubungan apa pun antara saya dan Giampaolo, kami tidak berbicara satu sama lain, saya baru saja berada di Milan dan bagi pesepakbola seperti saya, pada usia 19 tahun, beradaptasi adalah tantangan pertama yang harus dihadapi."
“Awalnya saya mencari bahasa yang familiar di ruang ganti, jadi André Silva, satu-satunya pemain Portugal di tim, sedikit membantu saya dengan bahasa tersebut, tapi setelah sebulan dia dijual, jadi saya mulai menjalin ikatan dengan pemain baru lainnya. seperti Ismael Bennacer, dibeli tiga hari setelah saya dan masih saya panggil saudara sampai sekarang."
“Sejak awal saya punya tujuan, tapi itu tidak mudah, pelatih tidak mengerti bagaimana menggunakan saya di lapangan dan dengannya saya memiliki hubungan yang dingin, sapaan formal saat latihan dan tidak ada yang lain, kesulitan dalam berkomunikasi. yang menambah kinerja tim di lapangan."
