TANJUNGPINANG PIKIRANRAKYAT-IKN Nusantara, kini dipilih sebagai Ibu Kota Negara menggantikan DKI Jakarta sedang berbenah diri membangun sebuah kota pintar.
Bahkan, demi memujudkan sebagai kota pintar pihak Otorita IKN bekerja sama dengan Siemens dan bukan kota pintar saja.
Pihak Otorita IKN juga berencana membangun IKN sebagai Kota Forest City dan masih banyak lagi rencana pembangunan di IKN Nusantara.
Dibalik itu semua, ternyata ada fakta menarik mengenai seputar mega proyek IKN, dari mulai investasi swasta masih minim hingga ancaman banjir
Dalam artikel ini akan membahas masalah seputar fakta-fakta IKN Nusantara, yang ternyata mengejutkan dalam proses pembangunannya
Istana Kepresidenan Berbentuk Burung Garuda.
Hal lain dari seputar fakta menarik proyek IKN Nusantara,adalah istana kepresidenan gaya arsitekturnya mirip burung garuda.
Desain istana kepresidenan berupa burung garuda karya Nyoman Nuarta sengaja dipilih oleh Presiden Jokowi dibangun seluas 55,7 ha dengan luas 334.200 meter persegi.
Baca Juga: Ringgit dan Rupiah, Mata Uang Utama Sekaligus Alat Tukar Di Pulau Sebatik Hingga Kini
Kawasan kompleks Istana Kepresidenan berada di Penajam Paser Utar, Kalimantan Timur di atas lahan 100 ha dikelilingi beberapa bangunan.
Dari mulai bangunan istana, kantor presiden,staf khusus wisma negara hingga botanical Garden.
Ide IKN dari Presiden Soekarno
Sebenarnya pembangunan ide IKN yang sedang dibangun saat ini pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno 17 Juli 1957.
Pada waktu itu, Ia memilih Palangkaraya sebagai lokasi Ibu Kota Negara dengan alasan Palangkaraya terletak di tengah kepulauan Indonesia.
Biaya Pembangunan IKN Nusantara Membengkak
Fakta menarik seputar IKN, yakni adanya biaya pembangunan membengkak yang semula anggaran Rp 7-8 triliun.
Namun, sebelumnya Kepala Bappenas,Suharso Monoarfa menyebut alokasi anggaran pembangunan IKN mencapai Rp 23,6 triliun di tahun 2023.
Tambahan anggaran sebesar Rp 23,6 triliun, tampaknya dipergunakan dalam persiapan pengembangan lahan bagi investor IKN.
Sampai bulan 2024 lalu, realisasi anggaran pembangunan IKN Nusantara sebesar Rp 4,8 triliun.
Ancaman Banjir
Hal mengejutkan dari fakta menarik proyek pembangunan IKN Nusantara, yaitu ancaman banjir, yang terungkap dari hasil penelitian dari jaringan advokasi Tambang.
Pramdarma Rupang dari Jaringan Advokasi Tambang berasal dari Kalimantan Timur mengatakan, bahwa kawasan IKN rentan ancaman banjir.
Ancaman banjir dapat terjadi kawasan IKN, kalau intensitas tinggi terus menerus selama beberapa hari saat musim hujan tiba.
Eksploitasi lahan oleh perusahaan hutan tanaman industri(HTI) menurut Pradarma sudah memprihatinkan sehingga pohon endemik berkurang.
Padahal, fungsi pohon endemik sebagai resapan air dan penahan air, tetapi kenyataannya pohon endemik telah ditebang dalam jumlah banyak.
Menurut Pramdarma Rupang, perlu stratagi dalam pengendaliam banjir, seperti pembangunan bendungan Sepaku Semoi dan intake Sungai Sepaku.
Langkah lain antisipasi banjir di kawasan IKN, Pemerintah Kalimantan Timur akan melakukan normalisasi tujuh sungai.***